Higher-Order Thinking in Chemistry Teaching and Learning
Higher Order
Thinking Skills didefinisikan didalamnya termasuk berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognisi dan kreatif (King, 2011). Semua keterampilan tersebut
aktif ketika seseorang berhadapan dengan masalah yang tidak biasa, ketidakpastian,
pertanyaan dan pilihan. Penerapan yang sukses dari keterampilan ini terdapat
dalam penjelasan, keputusan, penampilan, dan produk yang valid sesuai dengan
konteks dari pengetahuan dan pengalaman yang ada serta lanjutan perkembangan
keterampilan ini atau keterampilan intelektual lainnya.
Higher order
thinking terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang
tersimpan dalam memori dan saling berhubungan dan / atau menata kembali dan
memperluas informasi ini untuk mencapai suatu tujuan atau menemukan jawaban
yang mungkin dalam situasi membingungkan. Berbagai tujuan dapat dicapai melalui
pemikiran tingkat tinggi; memutuskan apa yang harus percaya; memutuskan apa
yang harus dilakukan; menciptakan ide baru, objek baru, atau ekspresi seni;
membuat prediksi, dan memecahkan masalah tidak rutin.
Higher order
thinking skills berdasarkan pada keterampilan berpikir tingkat rendah seperti
membedakan, penerapan dan analisis sederhana, dan strategi kognitif yang
berhubungan dengan pengetahuan sebelumnya dari isi permasalahan pokok
(kosakata, pengetahuan prosedural, dan pola memberi alasan). Strategi
pengajaran yang sesuai dan lingkungan belajar yang memfasilitasi pertumbuhan
kemampuan berpikir yang lebih tinggi seperti halnya ketekunan siswa, pemantauan
diri, dan berpikiran terbuka, sikap fleksibel.
Adapun
karakteristik-karakteristik dari HOTS:
- Evaluasi dengan kriteria
- Menunjukkan skeptisme
- Keputusan yang menggantung
- Menggunakan analisa logis
- Sistematis
Dengan
HOT siswa akan belajar lebih mendalam, knowledge is thick, siswa akan memahami konsep
lebih baik. Hal itu sesuai dengan karakter yang substantif untuk suatu
pelajaran ketika siswa mampu mendemonstrasikan pemahamannya secara baik dan
mendalam. Dengan HOT siswa dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas,
berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mampu mengkonstruksi penjelasan,
mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas. Thomas dan
Thorne (2011) menyatakan bahwa bahwa HOT dapat dipelajari, HOT dapat diajarkan pada
murid, dengan HOT keterampilan dan karakter siswa dapat ditingkatkan.
Selanjutnya dikatakan bahwa ada perbedaan hasil pembelajaran yang cenderung
hapalan dan pembelajaran HOT yang menggunakan pemikiran tingkat tinggi.
Dengan
HOT siswa menjadi pemikir yang mandiri, argument yang dikemukakan siswa dapat
merupakan petunjuk kualitas kemampuan siswa. Penggunaan HOT sebagai salah satu
pendekatan pembelajaran menghasilkan aktivitas belajar yang produktif khususnya
dalam interaksi socio-cognitive, misalnya dalam hal: (1) memberi dan menerima bantuan;
(2) mengubah dan melengkapi sumber informasi; (3) mengelaborasi dan menjelaskan
konsep; (4) berbagi pengetahuan dengan teman; (5) saling memberi dan menerima
balikan; (6) menyelesaikan tugas dalam bentuk kolaboratif, dan (7)
berkontribusi dalam menghadapi tantangan.
Pengembangan
soal HOTS memerlukan berbagai kriteria baik dari segi bentuk soalnya maupun
konten materi subyeknya. Teknik penulisan soal-soal HOTS baik yang berbentuk
pilihan ganda atau uraian secara umum sama dengan penulisan soal tingkat
rendah, tetapi ada beberapa ciri yang membedakannya.
Ada beberapa
cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir
soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan
diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis,
evaluasi dan mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan
(stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis. Soal HOTS selayaknya
meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall), tetapi lebih mengukur kemampuan:
1.
Transfer satu konsep ke konsep lainnya,
2.
Memproses dan menerapkan informasi,
3.
Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
4.
Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
5.
Menelaah ide dan informasi secara kritis.
Agar butir
soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir
soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan
bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan
novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar
kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.
Contoh kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik memilki
keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
1.
Guru menugaskan peserta didik untuk menganalisis permasalahan yang
disajikan melalui lembar kerja berkaitan dengan materi persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak dalam bentuk linear satu variabel;
2.
Peserta didik menganalisa permasalahan tersebut melalui kegiatan
diskusi kelompok, yang diawali dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang
ditemukan dalam permasalahan;
3.
Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi berkaitan dengan
permasalahan yang disajikan dari berbagai sumber belajar, kemudian bersama
kelompoknya mengolah data yang terkumpul untuk dianalisis sehingga menghasilkan
rumusan penyelesaian masalah;
4.
Melalui diskusi dan tanya jawab bersama kelompoknya, peserta didik
melakukan evaluasi terhadap rumusan penyelesaian masalah yang diperolehnya;
5.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian
membuat kesimpulan bersama;
6.
Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan pengamatan dan
pendampingan.
Contoh soal
HOTS:
1. Unsur 12Mg
dan 19K mempunyai potensial ionisasi 744 KJ/mol dan 425 KJ/mol. Maka diperkirakan potensial ionisasi dari 20Ca
adalah … .
a.
320 kJ/mol
b.
382 kJ/mol
c.
596 kJ/mol
d.
780 kJ/mol
e.
896 kJ/mol
2. Diketahui
lima kelompok unsur A, B, C, D dan E.
Dari percobaan diperoleh data sebagai berikut :
(1) Logam B
merupakan reduktor paling kuat.
(2) Logam A dan
C dapat mereduksi ion D2+ menjadi D, tetapi tidak dapat mereduksi E2+.
(3) Logam C
dapat mereduksi ion A2+ menjadi A.
Urutan harga potensial elektroda standar semakin meningkat adalah … .
a.
A – B – C – D – E
b.
E – D – C – B – A
c.
B – C – A – D – E
d.
B – E – C – A – D
e.
B – E – D – A – C
TUGAS: Mmbuat peta konsep

TUGAS: Mmbuat peta konsep
Higher Orde Thinking Skill (HOTS) atau dikenal sebagai kemampuan berfikir tingkat tinggi merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa diajarkan untuk berfikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif. bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpikir siswa untuk berfikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran ?
BalasHapusCara meningkatakan kemampuan berfikir siswa untuk berfikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran bisa dengan menerapkan pembelajaran yang bebasis masalah dan digunakan konsep masalah dalam suatu situasi tugas. Guru meminta siswa menghubungkan informasi-informasi yang diketahui dan informasi tugas yang harus dikerjakan, sehingga tugas itu merupakan hal baru bagi siswa. Jika ia segera mengenal tindakan atau cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, maka tugas tersebut merupakan tugas rutin. Jika tidak, maka merupakan masalah baginya. Jadi konsep masalah tergantung pada waktu dan individu.
Hapus